Are You A Gentleman?

Ini adalah blog tentang filosofi seorang gentleman. Apa sih yang membuat seorang laki-laki dikatakan sebagai seorang gentleman?

Suatu hari saya dan temen-temen sekantor berkumpul makan siang seperti biasa di ruang makan. Ada temen cewe yang cerita kalo ada temen cowo sekerja juga yang ambil untung ke dia, gara-gara celana yang dia pakai ga karuan, terus kelihatan dalemnya.

Waktu itu seragam cewe di kantor saya adalah celana panjang dan kemeja warna putih lengan 3/4. Namanya juga cewe, dimana-mana kan kalo pake pakaian seenaknya sendiri (sorry kalo bahasa saya kurang berkenan buat ledis). Maksud saya, cewe tuh kan suka pake celana yang sedikit banyak nunjukkin dalemannya. Namanya jenis celananya apa ya, ada yang bisa bantu?

Waktu itu ceritanya ada temen cowo yang ngingetin dia kalo celananya balapan. Udah gitu kejadiannya di floor dimana banyak buruh-buruh cowo bisa lihat. Nah si cewe ngerasa cowo itu tadi ambil untung dari dia.

Terus saya iseng aja jawab dia, "Loh, lu mestinya bersyukur, ada cowo yang gentle kaya dia. Kan dia brani ngingetin lu. Coba kalo orang lain, ya udah, dipandang aja". Abis itu terjadi deh perdebatan antara kubu cowo vs cewe.

Bagi saya pribadi, terlepas dari tuh cowo sengaja ngintip ato kaga, tapi dia udah gentle. Brani dan mau ngingetin cewe. Itu salah satu nilai ke-gentle-an buat saya. Ada banyak nilai ke-gentle-an yang sebenarnya cukup simple, tapi ga tau, apa ada yang menyadarinya. Misalnya, seorang cewe membukakan pintu buat cewe, dan mempersilakan cewe itu melewati pintu duluan. Contoh lain buat saya adalah apabila cowo berjalan bareng cewe, cowo itu harus berada di sisi luar jalan. Jadi jika jalannya disebelah kiri, berarti si cowo ada di kanan cewe.

Buat para cewe...
Pernah ga lu ngerasa temen cowo lu itu gentle? Apa sih kriteria gentle buat lu?

Buat para cowo...
Pernah ga lu nunjukin, ini loh gw nih gentle, soalnya gini.

Silakan direnungkan

Pernahkah Anda Memimpin Diri Anda Sendiri?

Suatu hari, saya ga sengaja bongkar-bongkar buku dari dalam kardus. Kardus itu adalah kardus bekas tempat saya menimbun buku-buku bersejarah. Buku-buku penting waktu kuliah yang sekarang sudah kaga dipake lagi, plus buku-buku yang didapat setelah kuliah. Tapi sayang, saya ga sempat membaca buku-buku itu sampai akhirnya saya menemukan sebuah buku yang didapat waktu itu pelatihan. Judulnya "Menjadi Pemimpin Dalam Diri Anda".

Salah satu isi buku itu yang menarik bagi saja adalah bagaimana para pemimpin memperlakukan bawahnya. Saya sering membaca di artikel-artikel, di blog, di forum, banyak orang yang mengeluhkan sikap dari pimpinan mereka. Well... Pada dasarnya, bagi saya, semua orang adalah pemimpin. Dia pasti memimpin setidaknya 1 orang, yaitu dirinya sendiri. Pertanyaannya, pernahkan anda merasa bahwa anda memimpin diri anda sendiri?

Berikut ini salah satu kutipan ceritanya. Mungkin beberapa udah ada yang dengar.

Cerita ini tentang seseorang bernama Charles Schwab. Dia adalah seorang yang bekerja dibagian Human Resources di salah satu pabrik baja. One day, dia bertemu dengan beberapa orang karyawan pabrik yang sedang merokok, tepat di bawah tulisan "DILARANG MEROKOK". Apa yang dilakukan? Memarahi pekerja itu? Memecatnya? Sama sekali tidak. Dia dengan asyik nya mengajak mereka mengobrol. Tak lama kemudian dia memberikan cerutu kepada mereka dan mengatakan "Saya akan sangat senang jika kalian merokok diluar".

Well, itulah kalimat yang muncul dari seorang ahli hubungan antar manusia. Apa yang terjadi dengan para karyawan tadi? Mereka sadar bahwa mereka telah melanggar peraturan, tapi mereka tidak dihukum. Mereka merasa sungkan kepada Schwab. Dan pastinya hal itu tidak akan terjadi lagi.

Pernahkan anda terpikir untuk melakukan hal seperti itu? Seperti yang dilakukan oleh Schwab? Jika anda bisa seperti itu, artinya anda salah satu pemimpin yang sukses.

Untuk direnungkan:
Mungkinkah hal itu terjadi di Indonesia? Dengan budaya pekerja yang sedemikian komplek dengan 1001 alasannya. Apakah mungkin yang terjadi? Apakah pekerja yang 'diperingatkan secara halus' tadi akan merasa sungkan? Ataukah malah mengulangi lagi karena mereka merasa, "oh ga masalah melanggar peraturan, toh ya hanya diajak ngomong baek-baek"?

Temukan jawabannya jika anda sudah menjadi seorang pemimpin.


Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting Coupons