Jangan Pilih Saya, Pilih Saja Caleg Yang Lain



Saat mulai mendekati masa-masa pemilu legistlatif 2009 lalu, perhatian saya saat berkendara sering tertuju pada poster-poster caleg yang mempromosikan dirinya untuk dipilih menjadi wakil rakyat. Banyak slogan-slogan mantap yang dituliskan di posternya, termasuk juga membawa nama besar seseorang untuk menambah positioning mereka dibelantika bursa caleg. Ada yang membawa nama besar Megawati Soekarnoputri, ada juga yang membawa nama besar David Beckham, bahkan ada yang dengan suka rela "menurunkan martabat" nya dengan berpakaian aneh ala superhero untuk menarik perhatian.


Di salah satu jalan yang saya lewati saat berangkat dan pulang kerja, saya tertarik dengan sebuah poster caleg. Saya tidak ingat namanya dan dari partai apa. Yang menjadi ketertarikan saya adalah tulisan yang ada di poster itu. "Jangan Pilih Saya, Pilih Saja Caleg Yang Lain". Saya cukup heran, mengapa dia menuliskan seperti itu. Sebagai informasi, di posternya itu, maaf, dia menggunakan kursi roda. Apakah karena dia merasa mempunyai keterbatasan secara fisik? Atau dia memanfaatkan momentum itu untuk mendapatkan atensi publik.

Saya jadi teringat sedikit pelajaran waktu di bangku kuliah dulu tentang psikologi industri. Saya bukan orang psikologi, tapi pernah mengikuti mata kuliah itu. Salah satu topiknya adalah tentang asosiasi. Asosiasi dikatakan sebagai hubungan antara tanggapan yang satu dengan tanggapan yang lain dan saling memproduksi. Salah satu yang termasuk dalam asosiasi adalah hukum berlawanan, yaitu tanggapan-tanggapan berlawanan, berhubungan dan saling mereproduksi. Jelas-jelas apa yang ingin dicapai dalam kampanye caleg itu adalah dia ingin menjadi seorang caleg. Namun dalam poster yang dia gunakan, dia menggunakan kata-kata yang berlawanan, "Jangan pilih saya".

Metode semacam ini sadar atau tidak sering kita dapatkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Saat kita dihadapkan kepada suatu masalah, sering kita menggunakan hukum berlawanan ini untuk menyelesaikan suatu masalah. Baik itu attack atau defense. Pada kenyaataannya metode ini menjadi cukup populer. Saya belum sempat mengecek apakah caleg itu menang dalam pemilu legislatif lalu, tapi saya hanya ingin mengkomentari metode kampanye dari dia yang cukup menarik perhatian.

Jika tertarik, anda dapat mencoba menggunakan metode ini dalam menghadapi suatu masalah.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting Coupons