Kenapa Cincin Kawin Ditaruh Di Jari Manis

Cerita lama yang cukup menarik buat saya. Banyak orang sudah mengetahui hal ini, namun tak ada salahnya jika saya ceritakan kembali.

Buat anda yang sudah menikah, dimanakah anda memakai cincin kawin anda? Atau malah tidak dipakai sama sekali :p

Sebuah analogi yang menarik tentang hal ini, saya dapat dari beberapa sumber.

Manusia normal mempunyai 5 buah jari di masing-masing tangan.
  • Ibu jari melambangkan orang tua kita
  • Telunjuk melambangkan saudara sekandung kita
  • Kelingking melambangkan anak-anak kita


Sekarang perhatikan gambar berikut ini. Atur jari-jari anda seperti ilustrasi gambar. Cobalah untuk melepaskan ibu jari kanan dan kiri yang menempel. Mudah bukan? Itu mengartikan bahwa suatu saat, orang tua kita akan meninggal, atau kita akan keluar dari rumah dan membangun keluarga baru. Kita akan berpisah dengan orang tua kita.

Rapatkan kembali kedua ibu jari, sekarang cobalah melepaskan jari telunjuk. Sama seperti diatas, mudah. Ini melambangkan suatu saat kita akan berpisah dengan kakak-adik sekandung kita. Rapatkan kembali.

Coba jari kelingking. Hal yang sama akan terjadi. Dengan mudah juga dapat kita lepaskan. Itu artinya jika kita telah berkeluarga dan mempunyai anak, mereka juga akan meninggalkan kita.

Bagaimana dengan jari manis? Cobalah. Sangat susah. Dan sampai sekarang saya sendiri belum bisa melepaskannya. Itulah sebabnya cincin kawin diletakkan di jari manis. Agar suami dan istri bersatu selamanya, sampai ajal memisahkan. Ciyeeee... selamat yaaa... ^_^

Segala Sesuatu Pasti Ada Hikmahnya


Pernah gagal dalam menjalani sesuatu? Atau pernah merasa melakukan suatu hal yang sia-sia? Hmm jika hal itu membuat anda berlarut-larut dalam kesedihan dan boring dan stress.. well coba ikuti salah satu trik saya. Sesuai dengan judul tulisan ini, saya punya sebuah trik untuk mengatasi kegagalah, yaitu "Segala sesuatu pasti ada hikmahnya".

Saya punya pendapat bahwa seagala sesuatu itu pasti mempunyai 2 sisi yang berbeda. Atas-bawah, kanan-kiri, hitam-putih, bersih-kotor, positif-negatif, dll. Demikian juga dengan hidup ini. Kadang kita berhasil, kadang kita gagal. Jika anda gagal menjalani sesuatu, pandang hal ini dari sisi lainnya. Pasti ada yang dapat kita peroleh dan akan membantu kita untuk menjadi lebih baik di kemudian hari.

Ada sebuah ilustrasi cerita tentang pengambil air.

Ada seorang wanita pengambil air. Setiap hari dia bekerja mengambil air di pegunungan pada pagi hari, dan kembali menjelang siang hari. Dia mengambil air dengan pikulan dan dua buah ember di pikulan tersebut. Karena sesuatu hal, ember sebelah kirinya bocor dan dia belum mampu untuk memperbaikinya hingga berminggu-minggu lamanya.

Pendapatannya dari mengambil air pun berkurang karena air di ember kiri selalu habis saat sekembalinya dari gunung. Pada suatu malam dia berkeluh kesah kepada embernya, menyesal karena tidak dapat memperbaikinya. Namun embernya berkata, "Hai pengambil air, janganlah kau menyesal. Lihatlah jalanan sepanjang rumahmu menuju gunung. Bunga-bunga indah bermekaran karena kau sirami dengan embermu yang rusak ini"

Mungkin sedikit klise, tapi itu adalah cara pandang dari sudut yang berbeda. sesuai dengan judulnya, segala sesuatu pasti ada hikmahnya.

Menunda Tanda Tak Mampu


Ada ungkapan yang menyebutkan "sirik tanda tak mampu". Tapi yang ini beda, "Menunda Tanda Tak Mampu". Bekerja dengan orang yang tidak capable, kadang-kadang bikin geregetan. Untungnya sampai saat ini saya masih mencoba wise dengan keadaan itu. Bertemu dengan rekan kerja yang sering mengatakan "Nanti saja ya, saya lagi sibuk", "Hmmm... besok masih bisa kan?", atau "Nanggung nih uda mau pulang, besok saja ya", kadang bikin saya dongkol.

Satu dua kali saya tidak menyadari bahwa ungkapan tersebut adalah ungkapan ketidakmampuan dia. No offense, tapi biasanya hal ini pasti kita temui di tempat kita bekerja. Jika kebetulan kita adalah atasan karyawan tersebut, kita masih dapat untuk men-develop. Namun jika bukan dibawah kita, atau bahkan mungkin dia justru atasan kita, itu yang bikin repot.

Tipikal orang seperti tersebut diatas biasanya adalah mereka yang tidak mau mengembangkan diri, tidak mau berubah mengikuti perkembangan perusahaan dan perkembangan jaman, atau mereka yang termasuk barisan sakit hati, yang merasa sudah senior, pengen dapat jabatan tinggai, tapi skill terbatas.


Ada sebuah matrix yang sering digunakan dalam memetakan hal ini. Skill vs Will Matrix. Pekerja ideal tentu saja mereka yang punya skill dan will kuat. Mereka dengan skill rendah dan will kuat, masih dapat diarahkan untuk maju, sedangkan mereka dengan will rendah, meskipun skill mereka bagus, akan lebih susah untuk diajak berkembang.

Tipe rekan kerja saya tadi saya saya kategorikan di low skill and low will. Barisan sakit hati, suka menunda pekerjaan, bukan karena dia sibuk, tapi karena tidak mampu dan tidak mau. Jika anda merasa berada di kategori ini, sebaiknya segera berubah. Take it or leave it. Anda tidak puas bekerja di suatu tempat, keluarlah. Keluar dari zona nyaman anda.

"Jangan pernah menunda pekerjaan anda. Jika anda merasa tidak mampu, katakan dengan jujur. Teman anda pasti akan membantu"

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting Coupons