Pernahkah Anda Memimpin Diri Anda Sendiri?

Suatu hari, saya ga sengaja bongkar-bongkar buku dari dalam kardus. Kardus itu adalah kardus bekas tempat saya menimbun buku-buku bersejarah. Buku-buku penting waktu kuliah yang sekarang sudah kaga dipake lagi, plus buku-buku yang didapat setelah kuliah. Tapi sayang, saya ga sempat membaca buku-buku itu sampai akhirnya saya menemukan sebuah buku yang didapat waktu itu pelatihan. Judulnya "Menjadi Pemimpin Dalam Diri Anda".

Salah satu isi buku itu yang menarik bagi saja adalah bagaimana para pemimpin memperlakukan bawahnya. Saya sering membaca di artikel-artikel, di blog, di forum, banyak orang yang mengeluhkan sikap dari pimpinan mereka. Well... Pada dasarnya, bagi saya, semua orang adalah pemimpin. Dia pasti memimpin setidaknya 1 orang, yaitu dirinya sendiri. Pertanyaannya, pernahkan anda merasa bahwa anda memimpin diri anda sendiri?

Berikut ini salah satu kutipan ceritanya. Mungkin beberapa udah ada yang dengar.

Cerita ini tentang seseorang bernama Charles Schwab. Dia adalah seorang yang bekerja dibagian Human Resources di salah satu pabrik baja. One day, dia bertemu dengan beberapa orang karyawan pabrik yang sedang merokok, tepat di bawah tulisan "DILARANG MEROKOK". Apa yang dilakukan? Memarahi pekerja itu? Memecatnya? Sama sekali tidak. Dia dengan asyik nya mengajak mereka mengobrol. Tak lama kemudian dia memberikan cerutu kepada mereka dan mengatakan "Saya akan sangat senang jika kalian merokok diluar".

Well, itulah kalimat yang muncul dari seorang ahli hubungan antar manusia. Apa yang terjadi dengan para karyawan tadi? Mereka sadar bahwa mereka telah melanggar peraturan, tapi mereka tidak dihukum. Mereka merasa sungkan kepada Schwab. Dan pastinya hal itu tidak akan terjadi lagi.

Pernahkan anda terpikir untuk melakukan hal seperti itu? Seperti yang dilakukan oleh Schwab? Jika anda bisa seperti itu, artinya anda salah satu pemimpin yang sukses.

Untuk direnungkan:
Mungkinkah hal itu terjadi di Indonesia? Dengan budaya pekerja yang sedemikian komplek dengan 1001 alasannya. Apakah mungkin yang terjadi? Apakah pekerja yang 'diperingatkan secara halus' tadi akan merasa sungkan? Ataukah malah mengulangi lagi karena mereka merasa, "oh ga masalah melanggar peraturan, toh ya hanya diajak ngomong baek-baek"?

Temukan jawabannya jika anda sudah menjadi seorang pemimpin.


0 comments:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting Coupons