Sedang Asyik Bercerita Ditinggal ke Toilet



Masih tentang training saya terakhir di Ciawi, ada satu sesi tentang komunikasi yang diberikan oleh trainer. Hampir disetiap leadership training diberikan sesi komunikasi. Dan disemua training yang saya dapat, selalu ada contoh kasus yang serupa. Saya pertama kali mendapatkannya waktu kuliah. Saya mempunya seorang dosen yang terkenal cukup 'freak' dimata mahasiswa pada waktu itu. Saya pun pada mulanya menganggap beliau demikian. Namun pada akhirnya, saya mengerti kenapa dia berbuat yang dianggap 'freak' oleh para mahasiswa-nya.

Waktu itu salah satu pokok bahasan kuliahnya tentang komunikasi. Beliau meminta 2 orang mahasiswa untuk maju ke depan kelas dan melakukan conversation. Namun dalam conversation ini ada rules nya dimana yang seorang bercerita, seorang lainnya harus bersikap cuek. Hasilnya waktu ditanya, menurut yang bercerita sangatlah tidak enak dan tidak nyaman berbicara dengan orang lain yang tidak memperhatikan kita.

Memang benar demikian adanya. Saya mendapatkan contoh seperti ini dalam setiap training leadership yang saya ikuti. Sampai terakhir 3 hari yang lalu. Peserta training yang berjumlah 40 orang dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama bertugas sebagai story teller. Mereka harus menceritakan kepada pasangannya masing-masing tentang hal-hal menarik dalam 1 bulan terakhir. Kelompok kedua yang menjadi pasangannya bertugas untuk menjadi pendengar yang tidak baik. Masing-masing mempunyai role yang sudah ditentukan. Misalnya mendengarkan sambil bermain HP, mendengarkan kemudian tidak memperhatikan lagi, ada yang pura-pura lupa dan minta diulang. Yang paling parah adalah role yang saya dapatkan, yaitu meninggalkan lawan bicara ke toilet setelah 1 kalimat diceritakan. Cukup fun dalam sesi itu, pasangan bicara saya yang kebetulan adalah atasan langsung saya sempat emosi beneran karena beliau tidak tahu saya harus memainkan peran seperti itu.


Banyak hal penting yang mungkin jarang kita sadari saat kita melakukan komunikasi dengan orang lain. Salah satu trainer saya waktu itu yang kebetulan juga seorang psikolog mengemukakan suatu fakta, bahwa ternyata banyak sekali orang di Indonesia ini yang memerlukan tempat untuk bercerita. Tidak perlu sampai memberikan solusi, mau mendengarkan saja dirasa sudah cukup bagi orang itu. Namun faktnya, kadang kala apa yang kita lakukan saat mendengarkan orang lain berbicara dapat membuat orang yang berbicara tadi menjadi kehilangan mood. Contohnya seperti tadi diatas, bermain HP, atau bahkan menerima telpon dari orang lain. Pernahkan anda mengalami hal seperti itu? Jika anda pernah merasa jengkel saat berbicara dengan orang lain karena tidak diperhatikan, berarti seharusnya anda sudah mengert bagaimana cara mendengarkan orang lain saat mereka berbicara.

Kontak mata adalah salah satu hal penting saat berkomunikasi. Tunjukkan juga bahwa anda mendengarkan dengan tulus. Konsentrasi dengan hal-hal penting yang menjadi pokok pembicaraan. Hati-hati dengan miss hearing. Orang menyebutkan "mendingan" didengar sebagai "meninggal". Fatal sekali. Oleh karena itu, mendengar bukanlah hal yang mudah. Untuk mendengar dengan tulus, anda perlu berkonsentrasi dan membuka hati anda.

Trust me, I can hear you!

0 comments:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting Coupons